Menteri Perhubungan: Bandara Kuala Namu menerapkan konsep 'ecogreen'


Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan, akomodasi transportasi di Indonesia saat ini sudah mulai mengarah kepada pembangunan yang ramah lingkungan untuk mendukung program transportasi berkelanjutan.

“Kita sudah mulai bagaimana agar sistem transportasi itu ramah lingkungan. Melalui forum ‘Environmentally Sustainable Transport (EST)’ kita ingin adanya saling tukar informasi bagaimana agar ramah lingkungan benar-benar terlaksana,” katanya usai membuka Pertemuan Regional ke-7 Forum Transportasi Bekelanjutan dan Ramah Lingkungan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa.

Menurut dia, contoh kongkrit yang tengah dilakukan pemerintah dalam mengimplementasikan sistem pembangunan transportasi yang ramah lingkungan di antaranya melalui pembangunan beberapa bandara di Tanah Air yang 20 persen lahannya untuk kawasan hijau.

“Jangan coba-coba tidak ada ruang untuk hijau, 20 persen harus untuk ruang hijau jangan semuanya aspal,” ucapnya.

Bandara Kuala Namu di Sumatera Utara merupakan salah satu bandara yang sudah menerapkan konsep “ecogreen”. Selain itu Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, yang saat ini tengah dalam proses renovasi, juga menghemat energi.

“Bandara Ngurah Rai juga berkonsep ‘green’, di sana terang dari sinar matahari, tidak perlu banyak energi (listrik),” tambah Mangindaan.

Tak hanya bandar udara, sejumlah pelabuhan laut yang tengah direhab juga diupayakan ada sentuhan hijau dan ramah lingkungan seperti salah satunya Pelabuhan Kali Baru di DKI Jakarta.

“Kereta api, darat, dan laut juga akan demikian. Nantinya kita bisa menjawab komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas karbon sebanyak 26 persen,” ucapnya.

Khusus mengenai bahan bakar transportasi darat, Mangindaan mengungkapkan bahwa pemerintah sejatinya telah mengupayakan penggunaan bahan bakar gas dengan menggunakan konverter di beberapa kota di Tanah Air sejak tahun 2007.

Namun pembangunan penyedia bahan bakar gas atau SPBG masih belum menyeluruh sehingga menyulitkan proses pengisian bahan bakar yang dinilai murah dan bersih itu.

“Kami harapkan tahun 2014 semua SPBG di Jawa sudah berjalan dan gas akan ditarik melalui pipa dari pusat gas dan diangkut ke SPBG. Kami tetap akan dahulukan angkutan umum digratiskan untuk konverternya. Harga bahan bakar gas juga tidak lebih dari Rp4.000,” ujarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Silk Air Akan Tingkatkan Frekwensi Penerbangan Jadi 3 ‘Flight’/Hari

Waktu Tempuh Kereta Medan-Kuala Namu 30-40 Menit, Hemat 1 Jam?

Garuda Perluas Jaringan Penerbangan Domestik melalui HUB Medan