Makna Bandar Udara bagi Pembangunan Transportasi


Duabelas Bandar udara baru direncanakan dioperasikan di berbagai daerah di Indonesia pada tahun 2013. Pengoperasian bandara baru itu antara lain untuk mewujudkan tingginya peningkatan angka kebutuhan untuk moda transportasi udara. Ke-12 bandara baru itu antara lain Bandara Kuala Namu (Medan), Muara Bungo (Jambi), Pekon Serai (Lampung Barat), Bandara Bone (Sulawesi Selatan), Bandara Bawean (Jawa Timur), Bandara Sumarorang (Mamasa), dan Bandara Kufar (Seram Timur) dan lainnya. Menurut Menteri Perhubungan E.E Mangindaan, Minggu (24/3) pengoperasian bandara baru itu mengingat peningkatan kebutuhan transportasi udara sehingga bandara yang ada tidak dapat dikembangkan lagi. 

Pengoperasian bandara baru di sejumlah lokasi di tanah air sangat berarti dalam menunjang pembangunan transportasi, khususnya lalulintas udara di suatu daerah. Apalagi mengingat luas dan jarak antara wilayah dari satu ke pulauan ke kepulauan lain di Nusantara . Oleh karenanya bandara udara bertaraf internasional di Indonesia sudah sangat pantas untuk dikembangkan, sebagaimana rencana pengoperasian ke-12 bandara yang akan diperasikan nanti. Selain udara, transportasi murah melalui jalur laut juga sudah sangat mendesak untuk dikembangkan selain transportasi darat sendiri. Apalagi mengingat Indonesia sebagai negeri kepulauan yang sangat tergantung dengan transportasi tradisional, laut yang sudah berkembang sejak zaman nenek moyang kita pada masa lalu. 

Sinergi pembangunan transportasi udara, laut dan darat diharapkan akan membawa kemajuan signifikan bagi pembangunan wilayah khususnya dan Indonesia pada umumnya. Dengan armada transportasi umum laut yang murah dan kuat kita berharap arus barang dan jasa tidak ada lagi kendala, sehingga harga barang-barang yang dijual di belahan barat Indonesia sama harganya dengan barang dan jasa yang dijual di belahan lainnya di tanah air. Oleh karena itu dengan diperkuatnya armada laut akan berdampak signifikan terhadap berbagai kemajuan terutama dalam menunjang kesejahteraan rakyat Indonesia. Mengingat pentingnya pembangunan fasilias transportasi di tanah air yang terdiri dari ribuan pulau sehingga negeri ini harus berjuang untuk mengatasi keterisoliran daerah-daerah yang belum bisa terlayani melalui jalur udara dan transportasi darat.

Selain transporasi udara dan laut, transportasi darat juga termasuk sangat menentukan bagi pertumbuhan perekonomian di daerah dalam lingkup lebih kecil. Transporasi sebagai urat nadi pembangunan tidak bisa dilepaskan dari kemajuan suatu daerah. Karenanya daerah yang sudah memiliki jaringan transportasi darat yang memadai, termasuk jalan tol akan lebih cepat laju pembangunannya wilayahnya. Karena itu adanya rencana pemerintah membangunan jaringan jalan tol trans Sumatera sangat penting dalam menunjang pembangunan di wilayah yang berkembang sangat pesat itu. Melalui jaringan jalan tol arus orang, barang dan jasa akan lebih cepat sampai ke tempat tujuannya.

Karena itu tidak bisa dipungkiri, majunya transportasi akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat secara luas. Karena itu bagi masyarakat Sumatera Utara, umumnya dan warga Kota Medan khususnya dengan beroperasinya bandara Kuala Namu akan memiliki makna khusus mengingat keberadaan bandara Polonia yang sudah kurang memadai lagi saat ini. Warga Sumut yang sudah sejak lama mendambakan bandara pengganti, tentunya akan sangat berbahagia bila pengoperasian bandara Kuala Namu segera terealisasi dalam waktu dekat ini. Sejalan dengan itu pengoperasian jalan bebas hambatan (tol) antara Medan - Kualanamu - Tebingtinggi sampai Pematangsiantar dan tol Binjai - Tanjung Pura serta jaringan tol kota Medan juga segera jadi kenyataan. Maka cita-cita masyarakat Sumatera Utara untuk meraih kesejahteraannya secara merata sudah di depan mata.

Comments

Popular posts from this blog

Silk Air Akan Tingkatkan Frekwensi Penerbangan Jadi 3 ‘Flight’/Hari

Waktu Tempuh Kereta Medan-Kuala Namu 30-40 Menit, Hemat 1 Jam?

Garuda Perluas Jaringan Penerbangan Domestik melalui HUB Medan